Perjalanan Hening
"Gimana travelingnya?"
"Iya kita... (bla..bla..blaaa)"
................hening.......
"Pasti seru ya? Asik banget?"
"Disana ya gitu, klo ga ada yang.... (bla...blaa...blaa..)"
....................diam..........................
"Oya, terus kita jadinya kemana nih?"
"Kamu maunya kemana?"
.............................kembali dalam diam dan keheningan....... dan hanya suara bising sekitar yang meramaikan.
Hening dan diam. Tidak ada suara ataupun kata-kata yang keluar. Entahlah, tapi memang begitu terus berlanjut. Tidak ada percakapan seru yang terjalin panjang atau ungkapan indah yang menggambarkan. Namun, setelah ini mungkin aku mengerti. Kita memang tak pandai bermain kata dan bukanlah seorang pemain kata yang ulung yang lancar merangkai ucapan manis hingga indah di bibir.
Dalam keheningan dan diam kita menikmati sebuah rasa. Dalam saat tak ada kata-kata yang mengalir inilah pemikiran bertemu antara kita, kamu dan aku. Mungkin dengan saat itu kita bisa menggambarkan hingga detil setiap keinginan yang tersepakati. Kita* adalah pemain gesture yang tak pandai bermain kata baik terucap maupun tertulis. *Ralat kamu
Aku tersenyum, ya kamu sangat pandai (sekali) diam. Dengan cara apapun aku memohon, tetap kau hanya menikmati sikapmu. Aku memancing dan terus menarik. Kau tetap bertahan. Mulai hari ini aku tahu maksudmu. Mengikuti kediamanmu dan menikmati rasa yang begitu besar yang kau tunjukkan padaku melaluinya. Sekarang aku menikmatinya, ada yang bertemu secara abstrak tanpa harus dipertontonkan. Hanya kita dan keabstrakkan itu yang tahu. Diam mungkin lebih indah dibanding beribu banyak kata tapi tak bisa menikmati kesepakatan rasa antara kita.
Tulisan ini dibuat mengawali tahun 2013...
"Iya kita... (bla..bla..blaaa)"
................hening.......
"Pasti seru ya? Asik banget?"
"Disana ya gitu, klo ga ada yang.... (bla...blaa...blaa..)"
....................diam..........................
"Oya, terus kita jadinya kemana nih?"
"Kamu maunya kemana?"
.............................kembali dalam diam dan keheningan....... dan hanya suara bising sekitar yang meramaikan.
Hening dan diam. Tidak ada suara ataupun kata-kata yang keluar. Entahlah, tapi memang begitu terus berlanjut. Tidak ada percakapan seru yang terjalin panjang atau ungkapan indah yang menggambarkan. Namun, setelah ini mungkin aku mengerti. Kita memang tak pandai bermain kata dan bukanlah seorang pemain kata yang ulung yang lancar merangkai ucapan manis hingga indah di bibir.
Dalam keheningan dan diam kita menikmati sebuah rasa. Dalam saat tak ada kata-kata yang mengalir inilah pemikiran bertemu antara kita, kamu dan aku. Mungkin dengan saat itu kita bisa menggambarkan hingga detil setiap keinginan yang tersepakati. Kita* adalah pemain gesture yang tak pandai bermain kata baik terucap maupun tertulis. *Ralat kamu
Aku tersenyum, ya kamu sangat pandai (sekali) diam. Dengan cara apapun aku memohon, tetap kau hanya menikmati sikapmu. Aku memancing dan terus menarik. Kau tetap bertahan. Mulai hari ini aku tahu maksudmu. Mengikuti kediamanmu dan menikmati rasa yang begitu besar yang kau tunjukkan padaku melaluinya. Sekarang aku menikmatinya, ada yang bertemu secara abstrak tanpa harus dipertontonkan. Hanya kita dan keabstrakkan itu yang tahu. Diam mungkin lebih indah dibanding beribu banyak kata tapi tak bisa menikmati kesepakatan rasa antara kita.
Tulisan ini dibuat mengawali tahun 2013...
Comments