Hujan Bulan Juni : Peneduh Kerinduan
Sore ini aku melihat dalam laman sosial media twitter dalam akun @sudjiwotedjo yang menuliskan "Mas Sapardi, hujan bulan juni kini datang di gubuk saya... matur nuwun.."
Ya benar begitu pun di tempatku sekarang ini berdiam. Aku jadi teringat HUJAN DI BULAN JUNI karya Sapardi Djoko Damono.
HUJAN BULAN JUNI
tak ada yang lebih tabahdari hujan bulan junidirahasiakannya rintik rindunyakepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijakdari hujan bulan junidihapusnya jejak-jejak kakinyayang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arifdari hujan bulan junidibiarkannya yang tak terucapkandiserap akar pohon bunga itu 1989(Hujan Bulan Juni – hal. 90)
Hujan Bulan Juni meneduhkan hati, menjawab kerinduan.
Hujan Bulan Juni menyimpan teka-teki. Namun, seperti yang Sapardi katakan "tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni." Sabarlah akan tiba waktunya muncul penyelesaian.
Ya benar begitu pun di tempatku sekarang ini berdiam. Aku jadi teringat HUJAN DI BULAN JUNI karya Sapardi Djoko Damono.
HUJAN BULAN JUNI
tak ada yang lebih tabahdari hujan bulan junidirahasiakannya rintik rindunyakepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijakdari hujan bulan junidihapusnya jejak-jejak kakinyayang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arifdari hujan bulan junidibiarkannya yang tak terucapkandiserap akar pohon bunga itu 1989(Hujan Bulan Juni – hal. 90)
Hujan Bulan Juni meneduhkan hati, menjawab kerinduan.
Hujan Bulan Juni menyimpan teka-teki. Namun, seperti yang Sapardi katakan "tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni." Sabarlah akan tiba waktunya muncul penyelesaian.
Comments